Kamis, 16 Februari 2012

Orang Tua & Anak



Warna anak muda zaman ini ditandai dengan kebebasan moral, berekpresi dan pemberontakan terhadap orang tua. Munculnya tawuran di kalangan anak muda dan “geng motor” seringkali kehadiran mereka meresahkan masyarakat di kota-kota besar. Hal ini terjadi dalam banyak hal dikarenakan memudarnya peran dan fungsi orang tua yang baik di dalam keluarga-keluarga. Akibatnya anak-anak bertumbuh tanpa kendali orang tua dan mereka tampil dengan sosok pemberontak.

Teks Alkitab:“ Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus jemaat Tuhan? ” (I Timotius 3:4-5)

1.      Seorang Kepala Keluarga yang baik, ia berdiri sebagai Imam bagi keluarganya.

Kata “Imam” dalam pengertian orang Ibrani memiliki pengertian ’perantara dalam rumah Tuhan’, atau ‘perantara yang mendoakan bagi kebutuhan umatNya’.
Jadi tugas seorang “Imam” dalam keluarganya, adalah:
·         Selalu berdoa bagi anak-anaknya
Tuhan mengenal Ayub dalam generasinya. Hal ini bukan dikarenakan ia kaya raya, namun dikarenakan Tuhan mengenal karakter Ayub yang saleh dan isi doanya dikenal Tuhan, karena ia senatiasa menyebut nama anak-anaknya satu persatu. (Ayub 1:5, 8).
·         Mengajar tentang jalan Tuhan kepada anak-anaknya.
Seperti dikatakan oleh Tuhan kepada umat-Nya melalui nabi Hosea; bahwa tugas utama dari seorang imam adalah:
·         Menerima Pengenalan akan Bapa dari Tuhan sendiri.
·         Menurunkan Pengenalan akan Bapa kepada anak-anaknya.
·         Akibatnya anak-anak yang memiliki pengenalan akan Bapa akan dikenali oleh Tuhan (Hos. 4:6).

2.      Seorang Kepala Keluarga yang baik, ia berdiri sebagai Raja bagi keluarganya.

Arti kata “Raja” di sini adalah “seseorang yang telah diberikan otoritas oleh Tuhan untuk mengepalai, mengatur atau memimpin rumah tangganya”. Tentang Raja Daud dikatakan; ia telah berhasil di dalam memimpin bangsanya. Hal ini dikarenakan ia adalah seorang yang teguh dalam memegang prinsip “disiplin” dalam pasukan perangnya (II Sam. 24:1-23), maupun dalam mengarahkan bangsanya (II Sam. 12:1-6). Namun dalam hal yang berbeda ia dikatakan gagal dalam memimpin rumah tangganya dikarenakan ia enggan untuk menerapkan disiplin bagi Amnon anaknya yang telah memperkosa Tamar adik kandung Absalom (II Sam. 13:21). Akibatnya Amnon dibunuh oleh Absalom, kakak kandung dari Tamar. Juga raja Daud terbilang gagal dalam menerapkan disiplin bagi Absalom yang telah membunuh Amnon adik tirinya (II Sam.14-15). Akibatnya di kemudian hari Absalom mencoba menggulingkan tahta ayahnya, namun akhirnya ia tewas dalam pelarian-nya. 

Jadi tugas seorang “Raja” dalam mengatur keluarganya, adalah:

·         Menetapkan aturan dan tata tertib di dalam rumah tangganya agar setiap anggota keluarga menjadi orang yang bertanggung jawab.
·         Menjalankan disiplin Tuhan dalam kehidupan anak-anaknya, dengan jalan memberikan disiplin bagi anak-anak yang suka membangkang.

Ams. 22:15, mengatakan tongkat didikan mengusir kebodohan di hati orang muda.
Ams 29: 15, mengatakan tongkat teguran mendatangkan hikmat bagi orang muda.
Ams 13: 24, mengatakan tongkat didikan perlu dijalankan menurut waktu yang tepat.

3.      Seorang kepala keluarga yang baik, ia berdiri sebagai Nabi bagi keluarganya.

Arti “nabi” dalam Perjanjian Lama bukan hanya ia berfungsi sebagai “Penyambung lidah atau pembawa pesan Tuhan”, namun ia juga berdiri sebagai “Seorang yang menyatakan gambar Tuhan bagi generasi yang sedang mengalami krisis atau mendapatkan pesan Tuhan tersebut”. Dalam hal yang sama, seorang kepala keluarga yang baik ia berdiri sebagai “bapak” bagi keluarganya.

Di dalam pengajaran tentang pola doa yang benar, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita semua untuk memanggil kepada Tuhan dengan sebutan “Bapa di dalam sorga...” (Mat. 6:9). Arti sebutan “ Bapa” di sini adalah:

1. Ia yang menyediakan.
2. Ia yang melindungi.
3. Ia yang menopang.

Dengan menampilkan diri sebagai kepala keluarga yang baik, maka peran imam, raja dan nabi akan menjadi nyata di dalam rumah tangga Kristen. Akibatnya anak-anak yang dibesarkan dalam atmosphere seperti ini akan tampil beda dibandingkan dengan anak-anak orang dunia. Karena itu jadilah kepala keluarga atau orang tua yang baik agar rumah tangga Kristen menjadi jawaban bagi dunia yang sedang berjalan di kegelapan yang semakin hari semakin kelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar